Widget HTML Atas

Bintang yang Besar Kenapa ia Besar ?

Saat mengangkat hal ini keblog hingga tersaji untuk anda baca , saya mendapat inspirasi dari film-film yg biasa saya tonton dimana peran-peran mereka dalam setiap filmnya cukup menyita kekaguman saya.

lalu positif saya type dan write ke postingan ini karena mentor saya  sudah duluan mengangkat hal tentang ini.

isi tulisan ini biasa-biasa saja dan bagi kita kalo mendalaminya akan merubah menjadi hal yg ( nantinya ) jadi luar biasa.


Sean Penn, mantan suami Madonna itu, dikenal sebagai bad guy di dunianya. 
Mungkin karena itulah ia cocok menikah dengan Madonna. dan mungkin karena itu pula ia cocok bercerai dari Madonna.



Seluruh stempel itu makin melekat pada Penn juga karena peran-peran antagonisnya di banyak film. Ia, lagi-lagi, seperti sangat cocok dengan karakter yang diperankan. 

Tetapi begitu main sebagai ayah dengan keterbelakangan mental di " I am Sam", gambaran sebagai bad guy itu rusak. Penn ternyata tak lebih dari bintang besar biasa.

Kenapa bisa, bintang yang BESAR tapi BIASA? 


Maksud saya, bintang-bintang besar itu memang biasa memperagakan sesuatu yang khas saat menjalankan profesi mereka. 

Saat gaun Celine Dion terinjak pengawalnya sendiri, ia segera melakukan rapat yang sangat serius tentang bagaimana prosedur sebuah pengawalan harus dijalankan. 

Dan saat ia menyanyi, ia bisa meringis lebar sekali, bisa monyong maju sekali dan berteriak lebar sekali. 

Intinya, totalitas dalam berkontribusi itu membuat bintang-bintang ini tak perlu menghindari tuntutan wajah untuk menjadi jelek. 

Robert De Niro juga melakukan soal serupa. Ia melakukan penjelajahan peran yang demikian luas di sepanjang kariernya mulai dari pribadi penyakitan yang mengharukan sampai penjahat yang menjijikkan.

Dan semua peran itu seluruh kebutuhan yang diperlukan ia ekspresikan dengan tuntas. Ia tak mengorupsi apapun dari ekspersi yang dibutuhkan hanya karena takut menjadi jelek, atau rusak citranya. 

Satu-satunya citra yang hendak dipertahankan oleh para bintang itu adalah profesionalisme mereka. Apapun bayarannya, mereka membayarnya kontan di muka.


Meryl Streep bisa menjadidi seorang ibu yang tabah, bisa pula menjadi wanita jahat yang menjengkelkan. 

Ia tidak terikat citra untuk menjadi harus cantik, harus mulia dan baik hati. Ia tidak memlih peran karan hanya ingin menjadi mulia dan cantik. 
Tetapi ia memilih menghidupkan peran itu sebaik yang ia bisa tak peduli jahat atau cantik.
 




Sean Penn juga memberi seluruh ekspresinya untuk seorang ayah yang terbelekang itu. 
Bagaimana mulutnya harus terlihat bodoh setiap kali, dan bagaimana ia memberikan seluruh ‘’keburukan’’ yang dibutuhkan tanpa sediktpun ia kurangi hanya karena ingin menyisakan sedikit ketampanan. 

Begitulah kebiasaan bintang-bintang besar itu dalam menghayati profesinya.
 

Mereka boleh jadi menjengkelkan di dunia pergaulan. 
Tetapi di dalam pekerjaan, mereka tidak mengurangi jatah kewajiban yang harus mereka berikan. 

Mereka menuntut bayaran tinggi tetapi dengan imbalan dedikasi tinggi. 
Maka menonton orang-orang itu berekspresi, membuat saya lupa pada seluruh stempel-stempel mereka yang lain. 

Yang terekam di dalam kesan saya hanyalah tentang seseorang yang memberikan kepada profesinya, energi yang penuh seluruh.

Tentu, akan lebih menyenangkan kalau mereka juga sekaligus sebagai peribadi yang menyenangkan. seperti :  Suka menjenguk tetangganya yang sakit, rajin ikut arisan warga atau mengantar masakan ke tetangga sebelah rumah atau ikut rapat RT ( wkwkwkw ).



Tetapi kepada seorang bintang film, saya memang hanya bisa menuntut aktingnya, bukan apakah ia adalah seorang yang rajin mendatangi kerja bakti di kampungnya. 


Kepada penyanyi, saya sekadar bisa menuntut nyanyiannya saja dan bukan apakah ia sekaligus ibu rumah tangga yang pintar menyambal. 

Manusia memang boleh memiliki banyak peran dan boleh sukses menjalankan seluruh perannya. 

Tetapi jika terpaksa, cukuplah jika seseorang mengambil satu saja peran terbaiknya, lalu menjalankannya sepenuh hati.




kita tidak selalu bisa dituntut untuk menjadi manusia serba bisa dan serba luar biasa.
Cukup bahagiakan dan buat gembira saja orang-orang disekeliling dimana ketika kita berposisi dan berada , terlebih utamanya dimulai dari membahagiakan keluarga kita dahulu.
Salam cinta,Karena kita adalah Pembelajar Kehidupan kita.......................